Thursday, June 23, 2011

Seberapa padatkah sel itu


OLEH EDITOR  | 22-06-2011 | http://ngi.cc/nme | SAINS DAN TEKNOLOGISeberapa padatkah sel itu?Laboratorium Manalis

Lebih dari 2.000 tahun setelah Archimedes menemukan cara untuk menentukan kepadatan mahkota sang raja (dengan mengukur massanya dalam dua cairan berbeda), para ilmuwan MIT menggunakan prinsip yang sama untuk memecahkan teka-teki: seberapa padat sebenarnya sel tunggal itu.

"Densitas atau berat jenis adalah sifat fundamental dan mendasar dari segala hal," ucap William Grover, peneliti di Department of Biological Engineering MIT. "Setiap sel dalam tubuh kita memiliki berat jenis, dan jika kita bisa mengukurnya dengan akurat, kita bisa mengetahui sifat-sifat biologis lainnya dari sel tersebut."

Metode baru yang dideskripsikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences terbitan 20 Juni ini melibatkan pengukuran massa apung masing-masing sel dalam dua cairan (fluida) yang memiliki berat jenis yang berbeda, mirip dengan yang dilakukan Archimedes untuk menguji kemurnian emas lebih dari 2.000 tahun lalu. Menurut tim peneliti, pengetahuan berat jenis sel bisa jadi pijakan untuk mempelajari proses-proses seluler seperti adaptasi, atau mengidentifikasi penyakit pada sel.

Penelitian ini dilakukan oleh Grover dan penerima gelar PhD MIT, Andrea Bryan. Keduanya bekerja di laboratorium Scott Manalis, seorang profesor teknik biologi dan peneliti senior dalam studi ini.

Mengukur kepadatan sel-sel hidup amatlah sulit karena membutuhkan alat yang bisa mengukur berat sel dalam lingkungan alaminya (agar sel tersebut tetap hidup), juga butuh metode untuk mengukur tiap sel dalam dua cairan berbeda.

Pada 2007, Manalis dan mahasiswanya telah mengembangkan teknik pertama guna mengukur massa apung sel tunggal hidup. Perangkat yang mereka gunakan, dikenal sebagai suspended microchannel resonator, memompa sel-sel dalam cairan melalui sebuah kanal mikro yang melintasi sebuah struktur mirip papan berpegas (dalam olah raga loncat indah), namun dalam ukuran amat kecil dan terbuat dari silikon (cantilever). Cantilever tersebut bergetar dalam ruang vakum; saat sebuah sel mengalir lewat kanal mikro, frekuensi getaran cantilever tersebut berubah-ubah. Massa apung sel pun bisa dihitung lewat perubahan frekuensi tersebut. Untuk mengukur densitasnya, tim peneliti mesti mengalirkan masing-masing sel ke kanal dua kali, masing-masing dalam cairan yang berbeda. Massa apung sel (massa saat sel mengapung dalam cairan) bergantung pada massa absolut dan volumenya. Jadi, dengan mengukur dua massa apung sel yang berbeda, massa (absolut), volume, dan densitasnya dapat dihitung.   

David Weitz, profesor fisika dari Harvard University, mengatakan bahwa teknik adalah cara cerdas untuk mengukur densitas sel, dan membuka peluang riset baru.

Menurut peneliti, pengukuran densitas sel juga bisa digunakan sebagai cara baru untuk mengidentifikasi apakah seorang atlet menggunakan doping atau tidak. Selain itu, pengetahuan densitas sel bisa digunakan untuk meneliti proses yang dialami oleh sel-sel kanker. (Sumber: Pysorg)

Monday, June 20, 2011

Penemuan Abad ini!!! 122 Bintang Kembar Baru?

Sebuah tim astronomi Inggris berhasil mengenali 122 bintang kembar baru dengan memanfaatkan dua satelit Solar Terrestrial Relations Observatory (STEREO) NASA. 

Kedua satelit yang diluncurkan tahun 2006 itu membawa dua perangkat Heliospheric Imager untuk merekam ledakan matahari. Namun satelit itu juga merekam informasi mengenai bintang-bintang yang secara rutin melintas di bidang pandang instrumennya. STEREO mampu menangkap meredupnya sebuah bintang saat bintang lain melintas di depannya. "Berkat kalibrasi berstandar tinggi pada instrumennya, kami dapat mempelajari bintang-bintang lain selain matahari," ungkap Danielle Bewsher dari University of Central Lancashire kepada Space.com.

Bewsher pun mengatakan, bintang kembar baru ini tidak ditemukan pada pengamatan sebelumnya karena instrumen yang digunakan kurang sensitif. "Sementara bintang-bintang kembar ini cenderung tidak mengalami perubahan kecemerlangan yang signifikan," kata Bewsher.

Selain menemukan lebih dari 100 bintang kembar baru, tim itu juga berhasil mengumpulkan data dari 141 bintang kembar yang telah dikenali sebelumnya. (Sumber: MNN, Space, NASA)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...